Tobana di Masa Pademi
Oleh: Dr Ilham Kadir MA.,
Pimpinan BAZNAS Enrekang.
Hingga detik ini, corona virus
disease 2019 atau Covid-19 belum ada tanda-tanda akan berakhir
penyebarannya. Bahkan di beberapa daerah terus mengalami peningkatan yang
signifikan walau di tempat lain banyak juga yang menurun. Secara nasional,
dinyatakan positif sekitar 39.294, dirawat 21.973, meninggal 2.198 dan sembuh
15.123. Untuk skala Propinsi Sulawesi Selatan menduduki rangking ketiga penyebaran
terbesar, angka terkonfirmasi sebesar 3116, sembuh 1088 dan meninggal 123. Ada
pun Enrekang, ODP sebanyak 11, positif 8 orang, dan PDP kosong, sebab setiap
PDP langsung dilarikan ke propinsi, dan meninggal 2 orang.
Masyarakat luas, hingga saat ini
masih dibatasi ruang geraknya, tidak sedikit dari mereka mengalami kendala
dalam mencari nafkah, terutama para pekerja rentan. Atau pekerja di sektor
informal yang penghasilannya tidak menentu. Selain itu, sektor-sektor ekonomi
lainnya seperti pertanian dan distribusi hasil pertanian pun terkendala, banyak
petani sayur-mayur menangis sebab hasil panennya tak terbeli sementara
pengeluaran perawatan tanaman tidak sedikit biayanya.
Inilah masa-masa tersulit bangsa
ini, Indonesia pernah duakali mengalami pertumbuhan ekonomi negatif, pada masa
orde baru tahun 1963 yang pertumbuhan ekonomi minus hingga -2.24 persen
dan pada masa orde reformasi 1998 yang pertumbuhan ekonomi juga minus -13.13
persen. Dan diperkirakan pertumbuhan ekonomi kita tahun ini dibawah 3 persen,
bahkan bisa saja minus.
Dalam suasana seperti sekarang,
tentu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, namun dengan segala kesadaran,
segenap komponen masyarakat harus ikut andil dalam meringankan beban negara.
Banyak hal yang bisa kita lakukan, salah satunya menghidupkan budaya gotong
royong atau lebih spesifik lagi, saling berbagi di masa pandemi.
Dengan lahirnya Undang-Undang
nomor 23 tahun 2020 yang diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun
2014 terkait pelaksanaan pengelolaan zakat dan dibentuknya Badan Amil
Zakat Nasional yang bertugas mengeloa zakat. Dari sana, terbentuklah
Baznas tingkat propinsi, kota dan kabupaten. Tidak sampai di sana, pemerintah
juga mengakomodir pengelolaan zakat dari pihak swasta yang dinamai Lembaga Amil
Zakat (LAZ) dari berbagai komunitas, termasuk oragnisasi Islam yang ada di
Indonesia.
Terang, Baznas benar-benar serius
menangani Covid-19, ini bisa dibuktikan dengan digelarnya Rakornas Virtual
Baznas RI yang berlangsung 10-11/6/2020 diikuti 354 peserta perwakilan
propinsi, kabupaten dan kota seindonesia dengan mengusung tema "Rapat
Koordinasi Percepatan Penanganan Covid-19" dan semua peserta telah sepakat
melahirkan 16 resolusi yang kesemuanya mengarah pada komitmen program
penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya
(DSKL) untuk upaya percepatan penanganan Covid-19.
Tobana
Satu keistimewaan masyarakat
Indonesia adalah cepat ibah dan tersentuh hatinya. Ketika terjadi masalah besar
seperti bencana alam atau masalah lain yang mengakibatkan kerugian maka dengan
mudah saling membantu satu sama lainnya atau sharing mechanism. Budaya saling
berbagi ini menjadi modal sosial bagi bangsa Indonesia.
Di tengah pandemi Covid-19
melanda dunia, termasuk Indonesia, terlihat jelas masyarakat kita begitu peduli
satu sama lainnya. Salah satu indikatornya dapat dilihat dari tren pengumpulan
zakat, infak dan sedekah di Baznas Pusat. Bahkan untuk pengumpulan di Baznas RI
naik hingga 56 persen Ramadhan tahun 1441, dibandingkan tahun 1440 Hijriah. Hal
serupa juga berlaku di Baznas Enrekang, target pengumpulan zakat fitrah, zakat
harta dan infak Ramadhan adalah 5 miliar. Namun realisasinya mencapai 6,1
miliar atau meningkat lebih dari 20 persen.
Memang, pengeluaran untuk
penanganan Covid-19 dari Baznas juga cukup besar. Untuk skala Enrekang saja,
pendistribusian terkait Covid, baik pengadaan paket sembako maupun program
penanganan untuk memotong mata rantai penyebarannya mencapai hampir
setengah miliar, dan akan terus berlanjut mengingat tren penularan covid-19 di
Enrekang cenderung meningkat.
Masalah lain yang tidak bisa
disepelakan adalah menghidupkan kembali ekonomi masyarakat kecil yang merasakan
dampak Covid-19, termasuk pedagang kaki lima, pedagang kecil, dan para
pengojek, kuli panggul, disabilitas, sopir bantu, dan semisalnya. Para pekerja
ini masuk kategori rentan yang butuh bantuan, baik suntikan modal maupun
pendampingan agar mereka mampu kembali mandiri. Masa new normal ini menjadi
momentum yang tepat untuk kembali menormalkan sisi kehidupan masyarakat kita,
sambil tetap menegakkan protokol Covid-19, jaga jarak, rajin cuci tangan, dan
gunakan masker serta menjaga kebersihan kapan dan dimana pun berada.
Berbagi di masa pandemi artinya
berinfak dalam keadaan susah. Seseorang yang rajin berinfak di kala senang
merupakan hal biasa, yang luar biasa jika rajin dan konsisten berbagi di kala
susah. Ini yang disitir oleh al-Qur'an Surah Ali Imran[3]: 133-134. "Dan
bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan oleh orang-orang bertakwa,
yaitu: mereka yang berinfak baik di waktu senang maupun susah".
Dalam suasana pandemi seperti
sekarang, akan terlihat sejauh mana seseorang peduli akan dirinya dan orang
lain. Sebab ujian kehidupan sesungguhnya berlangsung di masa sulit. Dan mereka
yang lulus adalah yang mampu konsistem dalam melakukan kebaikan baik di kala
suka maupun duka, senang atau susah, lapang atau sempit. Masyarakat Indonesia
diuji, tapi kita yakin akan mampu keluar dari pademi ini jika sistem
sharing mechanism tetap berjalan, di lain pihak, masyarakat kita harus
membatasi untuk keluar rumah dan tidak berada dalam kerumunan dan keramaian
jika memang tidak terlalu penting. Kuncinya, semangat berbagi di masa pandemi,
ada filosofi orang Enrekang yang disebut "Tobana" atau
'tolong-menolong, bantu-membantu dan nasihat-menasihati", sangat tepat
direalisasikan di masa pandemi. Mari tetap mengurangi aktivitas luar rumah dan
terus menjaga jarak, pakai masker dan jaga kebersihan jiwa dan raga. Wallahu
A'lam!
Enrekang, 18 Juni 2020
Comments