Mohamad Shahrour dan Penyimpangan Intelektual

Oleh: Dr. Ilham Kadir, Peneliti MIUMI; Ketua INFOKOM MUI Enrekang Mohamad Shahrour atau di Indonesia ditulis ‘Muhammad Syahrur”, lahir tahun 1938 asal Kecamatan Shalihiyya, Damaskus. Memulai pendidikan dasar di SD Negeri al-Midan, wilayah selatan Ibu Kota Suriah. Setelah tamat dari SMU setempat, Shahrour memperoleh beasiswa untuk belajar teknik sipil di Saratow, dekat Moskow, selama tujuh tahun (1957-1964). Di sanalah ia berkenalan dengan pemikiran intelligentsia Marxis yang cenderung eksentrik dan anti status quo. Memang, seperti disitir oleh Andreas Christmann, pendekatan Shahrour terhadap teks Al-Qur’an mirip dengan strategi subversive yang diperkenalkan oleh Bohuslav Havránek dan Viktor Shklovsky. Metode utamanya ialah defamiliarisasi dan habitualisasi di mana seorang pembaca menyikapi dan memperlakukan teks dihadapannya seolah-olah sebagai barang asing dan baru sama sekali. Setelah menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 dalam bidang mekanika tanah dan teknik