Isra’ Mi’raj dan Tembok Ratapan
Hari ini kita barada pada tanggal 27 Rajab tahun 1439 Hijriah
yang bertepatan dengan hari Sabtu 14 April 2018 dalam hitungan tahun Masehi.
Sekitar 33 hari kedepan umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan.
Maka kita pun dianjurkan oleh Rasulullah untuk
mengkondisikan diri kita menyambut bulan mulia, dengan senantiasa melantunkan
doa, Allahumma barik lana fi rajab wa sya’ban waballighna ramadhan. Ya, Allah!
Berkahi kami di bulan Rajab. Berkahi kami di bulan Sya'ban. Berikan kami umur
panjang sehingga kami bisa menikmati ibadah di bulan Ramadhan.
Bagi kita umat Islam, Bulan Rajab adalah yang sangat bersejarah.
Ada peristiwa maha dahsyat dalam kehidupan Nabi Mulia kita, yaitu peristiwa
Isra' dan Mi'raj.
Betapa tidak. Dalam peristiwa ini Allah perlihatkan
keajaiban-Nya. Allah tampakkan tanda-tanda kekuasan-Nya kepada seorang utusan
yang dicintai-Nya. Sesuai dengan target dan tujuan Isra' dan Mi'raj yang Allah
sebutkan dalam Al-Quran, linuriyahu min ayatina, demi untuk Kami perlihatkan
tanda-tanda kekuasaan Kami.
Salah satu keajaiban besar yang Allah perlihatkan adalah Bumi
Isra' Mi'raj, tempat transit Rasulullah sebelum akan bertemu dengan Allah di
langit tertinggi (sidrah al-muntaha), Sebelum akan mendapatkan perintah shalat.
Sehingga banyak yang bertanya-bertanya, kenapa Rasulullah diisra'kan ke
Masjid Al-Aqsha? Kalau seandainya peristiwa Isra' Mi'raj tujuannya hanya untuk
menerima perintah shalat, sangat mudah bagi Allah mengangkat langsung Nabi
Muhammad dari Masjidil Haram menuju langit. Tapi kenapa mampir dahulu melalui
Masjid Al-Aqsha? Ada apa dengan Masjid Al-Aqsha?
Tentu saja antara hikmah kenapa Nabi Muhammad diisra'kan ke
Masjid Al-Aqsha adalah sebagai berikut:
Pertama. Masjid Al-Aqsha adalah gerbang menuju langit.
Orang-orang pilihan Allah yang diangkat ke langit, pintu gerbangnya melalui
Masjid Al-Aqsha. Nabi Isa ketika dikejar-kejar oleh orang Yahudi untuk dibunuh,
diselamatkan Allah dengan diangkatnya ke langit, melalui Masjid Al-Aqsha. Nabi
Isa juga akan diturunkan kembali ke bumi nanti di akhir zaman untuk membunuh
Dajjal dan Ya'juj Ma'juj, juga melalui Masjid Al-Aqsa. Begitu juga nabi
Muhammad diangkat ke langit untuk menerima perintah shalat, melalui Masjid
Al-Aqsha, kemudian diturunkan kembali di Masjid Al-Aqsha.
Kedua. Masjid Al-Aqsha tidak bisa dipisahkan dari Masjidil
Haram. Hanya dua masjid ini yang namanya langsung diberikan oleh Allah. Hanya
dua masjid ini yang disebutkan dalam Al-Quran. Bahkan Allah ikat dua masjid ini
dalam satu ayat, yaitu Surat Al-Isra' ayat pertama.
Maha Suci Allah yang telah memperjalankan Hamba-Nya dari
Masjidil Haram Ke Masjidil Aqsha yang telah Kami Berkahi sekelilingnya agar
kami perlihatkan kepadany sebagian dari tanda-tanda kami, (QS. Isra: 1). Dua
masjid ini dipilih Allah sebagai kiblat bagi umat Islam. Dua masjid ini pula
dijadikan sebagai tempat ibadah, tempat menyembah Allah yang pertama kali sejak
awal peradaban manusia. Karena kedua masjid ini dibangun oleh manusia pertama,
Nabi Adam berdasarkan perintah dari Allah.
Dalam sebua narasi hadis tertera sebuah dialog antara Nabi dan
seorang sahabat bernama Abu Dzar terkait asal usul kedua masjid bersejarah itu.
“Wahai Rasul Allah! Masjid apa yang pertama kali di bangun di atas muka
bumi?" Rasulullah menjawab, "Masjidil Haram." Saya bertanya
lagi, "Setelah itu masjid apa?" Rasul menjawab, “Masjid
Al-Aqsha," saya bertanya lagi, "Berapa jarak pembangunan antar
keduanya?" Rasulullah Saw. menjawab, "Empat puluh tahun”.”
Jadi, Allah memerintahkan Nabi Adam untuk membangun Masjidil
Haram, 40 tahun berikutnya memerintahkan Nabi Adam untuk membangun Masjid
Al-Aqsha.
Ketiga. Masjid Al-Aqsha Rasulullah dinobatkan sebagai pemimpin
dunia. Malam Isra' Mi'raj seluruh nabi dan rasul dihadirkan oleh Allah di dalam
Masjid Al-Aqsha, mulai dari Nabi Adam hingga nabi terakhir. Dalam riwayat
disebutkan ada 124.000 nabi dan 315 rasul dikumpulkan Allah di Masjid Al-Aqsha.
Mereka semua shalat bersama dengan Nabi Muhammad, Beliau menjadi imam, seluruh
nabi dan rasul makmum kepada Nabi Muhammad Saw. Sehingga beliau mendapatkan
gelar ‘Imamul Anbiya' wal Mursalin’ imamnya para nabi dan rasul. Satu-satunya
tempat di atas muka bumi ini yang dipilih Allah sebagai tempat berkumpulnya
manusia-manusia pilihan, para nabi dan rasul di tempat yang diberkahi Allah,
Masjid Al-Aqsha Al-Mubarak.
Namun, masjid yang sangat kita muliakan dan cintai ini, sejak 51
tahun yang lalu telah dirampas Zionis Israel. Tahun 1969, tepatnya tanggal 21
Agustus, sepertiga tempat Isra' Miraj Nabi Muhammad ini hancur dibakar Zionis
Israel. Tembok Buraq yang merupakan tempat parkir kendaraan Nabi Muhammad dalam
peristiwa Isra' Mi'raj, telah dikangkangi Zionis Israel, dikuasai dan dirubah
namanya menjadi Tembok Ratapan, bahkan disulap menjadi tempat peribadatan
Yahudi terbesar di Al-Quds Yerussalem.
Saat ini sudah ada 63 terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha
mengancam runtuhnya kiblat pertama umat Islam ini. 103 kuil Yahudi dibangun
disekeliling Masjid Al-Aqsha, mengepung masjid warisan para nabi dan rasul ini.
Orang-orang Yahudi punya rencana yang jelas untuk menghancurkan
Masjid Al-Aqsha. Mereka mempunyai tahapan yang jelas untuk mengambil alih
Masjid Al-Aqsha, bumi Isra' Mi'raj Nabi Muhammad. Mereka telah menyiapkan
bangunan yang akan menggantikan Masjid Al-Aqsha, yaitu Haikal Sulaiman.
Dalam satu tahun, Yahudi di seluruh dunia mengumpulkan donasi
sebesar 2 Milyar USD, untuk mendanai proyek Zionis Israel menghancurkan Masjid
Al-Aqsha. Sedangkan umat Muslim yang jumlahnya mencapai 2,5 milyar orang, hanya
mampu mengumpulkan 300 juta USD per tahun.
Tanggal 14 Mei 2018 nanti adalah hari yang sangat berbahaya bagi
keberlangsungan Masjid Al-Aqsha. Hari itu adalah hari eksekusi keputusan
Presiden AS, Donald Trump yang diteken pada 6 Desember 2017 lalu, pemindahan
kedutaan AS ke kota Al-Quds (Yerussalem), meresmikan Kota Al-Quds sebagai Ibu
Kota Israel. Pemilihan hari itu bukan tanpa alasan, tapi hari itu adalah
sejarah pencaplokan Israel atas tanah Palestina, deklarasi berdirinya negara
baru bernama "Israel," di atas tanah wakaf milik umat Islam,
Palestina.
Maka, marilah kita beramal dengan tindakan nyata, demi
menyelamatkan Masjid Suci Al-Aqsha! Demi mencari jawaban di hadapan Allah
manakala kita ditanya Allah nanti di akhirat. Ikatan Ulama Dunia sudah
mengeluarkan fatwanya, bahwa Masjid Al-Aqsha adalah amanat dan tanggung jawab
setiap individu Muslim. Semoga kita termasuk diantara orang-orang yang dipilih
Allah, sebagai para pembebas Masjid Al-Aqsha.
Oleh: Dr. Ilham Kadir. MA., Peneliti MIUMI Pusat; Dosen STKIP
Muhammadiyah Enrekang
Comments