Harta, Tahta, dan Kemuliaan

Oleh: Ilham Kadir, Peneliti Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat. Ketika Nabi Isa diutus, masyarakat Bani Israel hidup dengan memuliakan harta dan jabatan. Karena itu, orang yang dianggap paling mulia dan terhormat hanya mereka yang berharta dan bertahta, atau kedua-duanya. Selain itu, fenomena perdukunan juga merebak di mana-mana. Orang-orang yang mau memulai ini dan itu selalu merujuk pada dukun agar mendapatkan hari baik. Para calon pejabat wara-wiri ke dukun untuk mendapatkan dukungan dan wejangan agar terpilih sebagai manusia mulia dan terhormat versi dunia. Dalam situasi seperti itu, Allah mengutus Nabi Isa 'alaihissalam. Sang Nabi menunjukkan bahwa untuk bahagia dan terhormat tidak selalu harus memiliki harta dan jabatan. Teori ini dibuktikan langsung oleh Nabi yang dianggap Tuhan oleh Ummat Kristiani ini.