Syeikh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi: Peran Ulama Indonesia dalam Dunia Pendidikan Internasional
Keutamaan dan kemuliaan seseorang tidak dilihat latar belakang, asal,
suku, dan negaranya. Tetapi dinilai oleh takwa dan ilmunya dan itu
sudah dicontohkan oleh Syeikh Muhammad Mahfuzh at Tremasi yang berasal
dari Tremas, Pacitan, Jatim namun menjadi guru para ulama di Haramain.
Syeikh At Termasi, menjadi sumber ilmu bagi murid-muridnya yang
datang dari seluruh dunia untuk berguru padanya, demikian poin penting
yang ditekankan Syeikh Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Jarullah, seorang
dokter spesialis dari rumah sakit di Madinah dalam seminar “Syeikh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi: Peran Ulama Indonesia dalam Dunia Pendidikan Internasional“, yang diadakan di Aula Gedung KH Soleh Iskandar Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Senin, (28/12/2015) kemarin.
“Syeikh At-Termasi telah menjadi contoh nyata bahwa seorang ulama
adalah harus bermulazamah pada ulama dan pada akhirnya melahirkan anak
didik ulama serta menelurkan kitab-kitab rujukan dan panduan bagi umat
Islam,” demikian disampaikan Syeikh Al Jarullah.
Dan ketua halaqah Al-Quran di Masjid Nabawi, beliau adalah pakar qiraah dan menguasai qira’ah assab’ah dan qira’ah al-asyrah.
Dan sanad qiraahnya juga lewat At-Tarmasi. Dr. Jarullah telah menulis
disertasi spektakuler di Universitas Islam Madinah, sebanyak lima jilid
dan setiap jilid berisi 700 halaman. Dalam kesempatan ini, beliau
membawakan materi dengan menggunakan bahasa Arab yang dipandu dan
diterjemahkan oleh Didik Hariyanto.
Syeikh At-Termasi, sebagaimana yang disampaikan Syeikh Jarullah
adalah ulama yang hebat, memiliki ratusan guru, menguasai berbagai macam
ilmu. Memulai pelajaran dengan menghafal Al-Quran. At-Tarmasi telah
menulis berbagai macam disiplin ilmu seperti Hadis, Sanad, Fikih, Ushul
Fikih, Qira’ah, daftarnya begitu banyak.
Seperti diketahui, Syeikh Muhammad Mahfuzh at-Termasi melahirkan
murid KH Hasyim Asy’ari, pendiri perhimpunan Nahdatul Ulama (NU).
Pembicara kedua adalah Agus Hasan Bashori, yang juga bagian dari
panitia penyelenggara. Ia menyampaikan bahwa sanad hadis yang ia miliki
pun bersambung dengan at-Tarmasi. Dan ia pun menunjukkan bukti-bukti
dengan menampilkan silsilah guru yang ia miliki, besambung langsg ke
Nabi melalui 17-27 mata rantai.
Ada beberapa karakter yang harus diteladani dari At-Termasi bagi
generasi terkini, seperti: Ketekunan dalam menuntut ilmu; mulazamah
pada guru-guru muktabar dan ahli di bidannya; selalu mengedepankan dalil
dalam berhujjah dan keistimewaan karya-karya beliau selalu dipenuhi
dengan dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah, karena dua induk ilmu
tersebut adalah spesipikasi keilmuan beliau.
Selain itu, Syeikh Muhammad Mahfuzh at Tremasi dinilai ulama
Ahlussunnah yang sangat konsisten dalam membela Sahabat Nabi dan Ahlul
Baitnya, serta selalu memaparkan kesesatan Syiah. Demikian pula,
semangat rihlah imiyah ke pusat ulama di Makkah sebagai pusat ulama di
dunia harus menjadi pelajaran kita semua.
Acara ini diselenggarakan oleh Mahasiswa Doktor Pendidikan Islam Fakultas Pascasarjana UIKA Bogor Angkatan 2015/2016.
Sejak pendaftaran dibuka pada awal Desember, sudah terlihat antusias
para calon peserta. Bahkan, sampai sebelum acara dihelat, pendaftar
terus menerus masuk hingga mencapai seribu lebih, sementara kuota tempat
duduk hanya sekitar 450. Akhirnya kami terpaksa menolak sebagian besar
pendaftar.
Rektor UIKA. Dr. E. Bahruddin, sebagai rektor UIKA sangat
mengapresiasi kegiatan keilmuan yang diadakan oleh mahasiswa
pascasarnaja UIKA Bogor.
Sementara keynote speaker diisi oleh Prof Dr. KH. Didin
Hafihduddin, sebagai Dekan Fakultas Pascasarjana UIKA Bogor. Didin
menekankan bahwa At-Tarmasi adalah ulama yang telah memberikan
sumbangsih nyata pada agama bangsa dan negara. Semoga akan lahir
ulama-ulama sekaliber At-Tarmasi.
Syaikh Muhammad Mahfuzh at Tremasi, dilahirkan di Tremas, Pacitan,
Jawa Timur pada tahun 1868 dan meninggal di Makkah pada tahun 1919 M.
karya-karyanya terus dikaji dari generasi ke generasi. Bahkan menurut
Syeikh Jarullah, satu karya saja yang berhubungan dengan Fikih dan Ushul
Fikih telah dikaji dan diteliti puluhan magister maupun doktor di
berbagai perguruan tinggi, terutama di Madinah dan Ummul Qura.*/Laporan Ilham Kadir, Sebagai Sekretaris Panitia.
Comments