Isra' Mi'raj di Tahun Politik

Ditinjau dari segi bahasa, lafaz isra' berakar dari kata, asra'-yusri'-isra', bararti perjalanan di malam hari. Dari sudut morfologi, isra' berakar dari kata 'sara', atau berjalan. Misalnya, Man sara 'ala al-darbi washala. Siapa yang berjalan pada jalannya, akan sampai tujuan. Namun, penggunaan diksi dalam bahasa Arab tidak bisa sembarangan, kata 'berjalan' memiliki banyak makna, tergantung setting waktunya. Kata, ghadara, untuk berangkat di pagi hari, raha, untuk sore hari, dan sara di malam hari. Dalam segala suasana, dapat dipakai kata, masya, zahaba, dan inthalaqa. Dalam bahasa Indonesia, semua bermakna sama, bepergian atau perjalan. Perbedaan-perbedaan itu hanya dapat diketahui bagi mereka yang memiliki 'dzauq' bahasa Arab yang dalam. Karena itu, siapa pun yang hendak memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah secara sempurna harus memiliki dzauq. Itu semua dapat dimiliki dengan telaten mendalami ilmu-ilmu bahasa Arab yang meliputi