Pelantikan Rektor Universitas "45" Makassar, Priode 2014-2018

Dihadiri
oleh Pembina Yayasan Aksa Mahmud, HM. Aksa Mahmud dan
beberapa rektor universitas lainnya, baik negeri maupun swasta. Di
antaranya
Rektor Unhas, Prof. Dr.
Idrus Paturusi. Acara dimulai
dengan menyanyikan lagu
“Indonesia Raya”,
lalu Mars Universitas “45”, dilanjutkan dengn pembacaan
doa oleh Drs. Misbahuddin MS. Dalam doanya, meminta agar acara pelantikan
rektor berjalan dengan lancar sesuai
harapan, dan semoga Bosowa Foundation menjadikan Universitas
“45” sebagai
perguruan tinggi yang mampu memiliki daya saing
tinggi agar dapat memberikan manfaat kepada orang banyak. Turut didoakan pula
sang founder foundation, HM. Aksa Mahmud agar senantiasa
diberi keberkahan umur dan rezeki.
Prosesi pelantikan dilanjutkan dengan
pembacaan surat keputusan oleh Ketua Badan Pengurus Harian Andi Sose Bapak
Sutrisno. Berikut naskahnya,
Menimbang : (a)
Bahwa Yayasan Andi Sose sebagai Badan Penyelenggara Universitas "45"
Makassar, senantiasa dituntut untuk melaksanakan segala ketentuan dan peraturan
yang berlaku di lingkungan Kementriaan Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia; (b) Bahwa Prof. Dr. Abd. Rahman, SH.MH.
Mengajukan pengunduran diri sebagai Rektor Universitas “45”,
maka jabatan Rektor 45 menjadi lowong; (c) Bahwa
berdasarkan rapat senat Universitas
“45” pada
tanggal 14 April 2014, maka Prof. Ir. Saleh Pallu, M.Eng.
dianggap cakap dan mampu untuk mendduduki jabatan Rektor Universitas
“45”; (d) Bahwa pengangkatan sebagaimana tersebut
di atas, perlu segera ditetapkan dalam suatu surat keputusan.
Mengingat : 1. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 17
tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan; (3). Akta
pendirian Yayasan Andi Sose
nomor 49 tahun 2011; (4) Statuta Universitas 45
Makassar.
Memperhatikan : Hasil Rapat Senat Universitas
“45”
Makassar pada tanggal 14 April 2014.
Memutuskan : Pertama.
Mencabut SK Ketua Yayasan Andi Sose Nomor: SKEP. 07/56/KU-YAS/IX/2011, tentang
Pengangkatan Rektor Universitas “45”.
Kedua.
Mengangkat Saudara Prof. Dr. M. Saleh Pallu, M.Eng.
sebagai Rektor Universitas “45” Makassar,
masa jabatan 2014-2018.
Ketiga. Keputusan
ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian hari
ditemukan kekeliruan di dalamnya, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
Makassar, 17 April 2014 Ketua Yayasan Andi Sose, Hj.
Melinda Aksa.
Acara
pelantikan langsung dilakukan oleh Pembina Yayasa Aksa Mahmud, Bapak HM Aksa
Mahmud sendiri. Beliau melantik :
Dengan mengucapkan bisamillahirrahmanirrahim, pada tanggal 16 April 2014
atas nama Ketua Dewan
Pembina, dengan
resmi mengangkat Saudara Prof. Dr. HM. Saleh Pallu, M.Eng., sebagai Rektor
Universitas “45” masa jabatan 2014-2018.
Semoga Allah
SWT selalu melimpahakn rahmat
dan hidayah-Nya.
Makassar, Ketum
Dewan Pembina, atas
nama, HM. Aksa Mahmud.
Usai dilantik, rektor baru Universitas “45” membawakan sambutan
dengan mengungkapkan rasa syukur kepada
Allah SWT karena acara pelantikan berjalan dengan baik, dan merupakan awal
komitmen untuk berbuat lebih baik. Ia melanjutkan bahwa seluruh institusi Perguruan
Tinggi (PT) terus bersaing, oleh karena itu Universitas “45” sebagai salah satu
PT swasta terbesar di Indonesia Timur harus mampu bersaing, harus menjadi lembaga pendidikan yang mampu
menghadirkan kebutuhan masyarakat.
Karena itu, harus ada rumusan yang jelas
dan tegas dan didukung
para dosen dan mahasiswa serta pihak yayasan. Penelitian—lanjut sang Rektor—harus
menjadi terdepan termasuk dalam ranah
teknologi karena kemajuan bangsa dilihat dari ilmu dan teknologinya, lalu
dipadu dengan pengabdian pada masyarakat
melalui kemitraan, karena itu saya mengundang segenap mitra Universitas “45”
untuk bekerjasama dalam mendidik anak bangsa dengan moral dan intelektualitas. “Kepercayaan
yang diberikan pada saya,
adalah amanah untuk saya jalankan dengan penuh tanggungjawab,” tegas guru Besar Unhas ini.
Aksa
Mahmud, Selaku Ketua Dewan Pembina Yaysan juga tampil membawakan
sambutan dengan menceritakan bahwa ada beberapa
lembaga pendidikan yang telah dibangun Bosowa. Menurutnya, tidak ada yang lebih
penting melebihi pendidikan. “Negara
kita sudah tua tapi belum mengalami kemajuan dibanding Korea
misalnya, mereka telah menjadi negara maju, termasuk maju dalam bidang industri
elektronik. Sedang kita tidak ada yang dapat diunggulkan, maka Bosowa
menilai tidak ada negara maju tanpa industri, sebab itulah
bosowa masuk dalam bidang industri”, tegas Pendiri
Bosowa Goup ini.
HM Aksa Mahmud juga bercerita bahwa ada yang bertanya,
kenapa saya tidak maju lagi jadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), saya jawab, Setiap
generasi ada zamannya, saya ingin memberi contoh bagi generasi pelanjut, saya
memensiunkan diri dan memberikan kepemimpinan pada generasi kedua. Salah
satu kebiasaan orang Bugis adalah ambisinya yang tinggi, tapi sangat jarang
yang mampu meregenerasi. Orang Bugis terkanal dengan
managemen penggawa berupa sistem kepemimpinan masa lalu, harus dia yang kerja dan tau
segala-galanya, one man show. Sistem ini sudah
kadaluarsa dan
harus direduksi. Saya pribadi—lanjut Pak Aksa—dalam hal kepemimpinan
sangat suka menjadi jenderal tanpa pasukan dengan cara menggunakan pasukan
orang lain, dan syarat menjadi jenderal harus hebat, memiliki visioner, serta kecakapan dalam bertindak.

Dalam hal persaingan, mantan anggota DPD ini menceritakan
kisahnya, bahwa dulu dirinya dengan Pak Jusuf Kalla menjadi pemegang saham di
Koran Hairan FAJAR, namun melihat realitasnya kalau FAJAR telah menjelma
menjadi
single fighter.“Maka saya
mambuat tandingan dengan mendirikan Harian Tribun Timur.
Kini, telah menjadi koran terbesar
di Makassar dan mengalahkan FAJAR, dan saya katakan pada Pak
Alwi Hamu bahwa cita-cita saya telah percapai untuk bersaing dengan sehat!” tutur pengusaha dermawan ini.
Ia mengakhiri sambutannya dengan menegaskan bahwa
orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan itu, termasuk bagi yang
mengelolah Universitas “45” adalah mereka yang berjalan pada jalan lurus dan
benar “shirathal mustaqim” dan menjadi wadah dakwah yang paling epektif
serta dapat menjadi amal jariah, sebuah saham sosial yang terus mengalir kepada
empunya walau telah meninggalkan dunia
fana ini. (Ilham).
Comments