Syiah Kekasih Iblis

Ada yang bertanya,
kenapa saya kerap menulis tentang Syiah, apakah itu tidak menyita waktu yang
banyak? Saya tegaskan bahwa Syiah dewasa ini telah menjadi kanker ganas dalam
agama Islam, mengaku Islam tapi mendekonstruksi ajaran Islam itu sendiri. Contoh
nyatanya adalah, melaknat dan mengakifirkan sahabat terbesar Rasulullah yang
sekaligus sebagai mertuanya, Abu Bakar dan Umar radhiallahu ‘anhuma. Mengafirkan
keduanya berarti sama dengan melecehkan merusak sendi-sendi agama. Mereka berdua
adalah simbol kemuliaan Islam dan diakui oleh para sejarawan tak terkecuali
para orientalis, teralalu banyak hadis dan suri tauladan yang dapat diambil
dari kedua manusia termulia dan telah dijanjikan Allah surga tempat tinggalnya
di akhirat kelak. Selain itu, Syiah juga
telah menjadi sumber malaperaka bagi umat Islam, dari masa ke masa. Di mana ada
Syiah, di sana ada masalah, termasuk konflik tak terkecuali di Makassar. Oleh karena
itu, mengatasinya harus dengan berbagai cara, mulai dari pembinaan penganut sekte Syiah, hingga
pembinasaan ajarannya. Dalam istilah medis disebut, pengobatan--rawat jalan--rehabilitasi--rawat inap--hingga
amputasi. Mereka tidak bisa dibiarkan berkembang seenaknya, karena kelak akan
menimbulkan masalah yang jauh lebih besar. Keutuhan agama dan negara akan
menjadi taruhannya, jika mereka terus membiak. Umat Islam Ahlussunnah harus
bersinergi mengobati dan melenyapkan kangker ganas ini.
Dalam menulis,
sebenarnya saya tidaklah mengambil waktu terlalu banyak, untuk satu artikel
tentang Syiah, saya hanya butuh 30-59 menit setiap selesai salat jamaah, dan
tadarrus, di waktu Subuh. Dan tulisan yang saya suguhkan pun ringan-ringan
saja, tujuannya sangat jelas, menjelaskan kepada umat Islam Indonesia, yang
beraliran Ahlussunnah untuk selalu waspada dan terus menerus melawan
penyimpangan Syiah. Kesesatannya telah tidak terbantahkan, hanya ulama su’,
juhala dan sufaha yang mengingkari kesesatan Syiah. Senjata mereka adalah ‘taqrib’
alias pendekatan kepada Ahlussunnah, yang mengedepankan akhlak, cinta Ahlul Bait,
cinta Husein, cinta tanah Karbala, cinta para Imam, cinta Imam Khomeini, cinta
mut’ah (kawin kontrak) dan sederet cinta sesat dan sesaat lainnya.
Kali ini, saya suguhkan
dialog antara Rasulullah dengan iblis, yang tentu saja ada kaitannya dengan
Syiah yang memang diabolik alias berwatak iblis. Beberapa prilaku manusia yang
sangat disukai oleh iblis terdapat dalam sekte Syiah. Dengan demikian tidak ada
salahnya, dan juga tidak ada yang melarang, kecuali sufaha, untuk mencari
benang merah, relasi, dan koneksi antara iblis dengan Syiah. Apa dan bagaimana
bentuknya? Selamat menikmati suguhan bergizi berikut!
***
Dari Muadz bin Jabal
dari Ibn Abbas, Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan
seseorang dari luar rumah, ‘Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian
akan membutuhkanku.’ Rasulullah bersabda, ‘Tahukah kalian
siapa yang memanggil?’ Kami menjawab, ‘Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu’.
Beliau melanjutkan, ‘Itu iblis, laknat Allah bersamanya. Umar bin Khattab
berkata, ‘izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah.’ Nabi menahannya, ‘Sabar
wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih
baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah
apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.’ Pintu lalu dibuka,
ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat tujuh helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti
taring babi, bibirnya seperti bibir sapi. Iblis berkata, ‘Salam untukmu
Muhammad. Salam untukmu para hadirin’, Rasulullah SAW lalu menjawab, ‘Salam
hanya milik Allah SWT. Sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?’ Iblis menjawab, ‘Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun
karena terpaksa.’ ‘Siapa yang memaksamu?’ ‘Seorang malaikat utusan Allah
mendatangiku dan berkata, Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad
sambil menundukkan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda
manusia. Jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah,
andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang
ditiup angin’. ‘Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang
hendak kau tanyakan. jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku.
Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh’.
Musuh Iblis
Rasulullah SAW lalu
bertanya kepada Iblis, ‘Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau
benci?’ Iblis segera menjawab, ‘Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk
Allah yang paling aku benci.’ ‘Siapa selanjutnya?’ tanya Rasulullah. ‘Pemuda
yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.’ Lalu siapa
lagi?, ‘Orang Alim dan wara' [Loyal]’, Lalu siapa lagi?, ‘Orang yang selalu
bersuci.’ Siapa lagi?, ‘Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya
kepada orang lain.’ Apa tanda kesabarannya?, ‘Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan
kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang-orang yang sabar’.Selanjutnya apa? ‘Orang kaya yang bersyukur’, Apa
tanda kesyukurannya? ‘Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya
juga dari tempatnya’. Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?’ Ia tidak pernah
menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam’. Umar bin Khattab? ‘Demi
Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur’. Usman bin Affan? ‘Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya’. Ali
bin Abi Thalib? ‘Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan
aku melepaskannya. Tetapi ia tak akan mau melakukan itu’—Ali bin Abi Thalib
selau berdzikir. Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang
hendak shalat? Tanya Nabi. Iblis menjawab, ‘Aku merasa panas dingin dan gemetar’.
Kenapa? ‘Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah
mengangkatnya 1 derajat’. Jika seorang umatku berpuasa? ‘Tubuhku terasa terikat
hingga ia berbuka’. Jika ia berhaji? ‘Aku seperti orang gila’. Jika ia membaca Alquran? ‘Aku merasa
meleleh laksana timah di atas api’. Jika ia bersedekah? ‘Itu sama saja orang
tersebut membelah tubuhku dengan gergaji’. Mengapa bisa begitu? ‘Sebab dalam
sedekah ada 4 keuntungan baginya. yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya
disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka
dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya’. Apa yang dapat mematahkan
pinggangmu? ‘Suara kuda perang di jalan Allah.’ Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?
‘Taubat orang yang bertaubat.’ Apa yang dapat membakar hatimu? ‘Istighfar di
waktu siang dan malam’. Apa yang dapat mencoreng wajahmu? ‘Sedekah yang diam-diam.’
Apa yang dapat menusuk matamu? ‘Shalat fajar.’ Apa yang dapat memukul kepalamu? ‘Shalat berjamaah’. Apa yang
paling mengganggumu? ‘Majelis para ulama’. Bagaimana cara makanmu? ‘Dengan
tangan kiri dan jariku’. Dimanakah kau menaungi anak-anakmu di musim panas? ‘Di
bawah kuku manusia’.
Kekasih Iblis
Nabi melanjutkan
wawancaranya, Siapa temanmu wahai Iblis? ‘Pemakan
riba—lanjutnya. Siapa
sahabatmu? ‘Pezina.’ Siapa teman tidurmu? ‘Pemabuk.’ Siapa tamumu? ‘Pencuri.’ Siapa
utusanmu? ‘Tukang sihir’ Apa yang membuatmu gembira? ‘Bersumpah dengan cerai.’ Siapa
kekasihmu? ‘Orang yang meninggalkan shalat Jumaat.’ Siapa manusia yang paling
membahagiakanmu? ‘Orang yang meninggalkan salatnya dengan sengaja.’ Rasulullah lalu bersabda, ‘Segala puji bagi
Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.’ Iblis segera
menimpali, Tidak, Tidak! Tidak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga
hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa
masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikan ku kesempatan hingga
hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang
pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang saleh,
kecuali hamba Allah yang ikhlas.’ Siapa orang yang ikhlas menurutmu? ‘Tidakkah
kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia
bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan
dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang
ikhlas, maka aku meninggalkannya--iblis memang tidak
berdaya di hadapan orang ikhlas--namun selama seorang hamba masih menyukai harta dan
sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh
padaku.’ Jika ia salat
sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. Ia pun salat seperti ayam yang mematuk
beras. Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak
memiliki 70.000 syaithan. Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu
ulama. Sebagian untuk menggangu anak-anak muda, sebagian untuk menganggu
orang-orang tua, sebagian untuk menggangu wanta-wanita tua, sebagian
anak-anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid. Aku punya anak—lanjut iblis—yang
suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada salat berjamaah.
Tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu salat berjamaah. Aku punya
anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan
ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus. Aku punya anak
yang senang berada di lidah manusia. Jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia
beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus. Pada setiap seorang
wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu
menghiasinya agar setiap orang memandanginya. Syaithan juga berkata, ‘keluarkan tanganmu’, lalu
ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya. Anak-anakku selalu
meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke
pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari
keikhlasan mereka. Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka
tidak merasa. Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat
kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh
seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur. Cara
Iblis Menggoda Tahukah kau Muhammad—tanya iblis—dusta berasal dari diriku? Akulah
mahluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah
dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah kau Muhammad? Aku
bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar-benar menasihatinya.
Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah [gosip] dan Namimah [adu domba]
kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku. Orang yang bersumpah untuk
menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun
ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata-kata cerai, isterinya
menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. Jadi
semua anak-anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, Cerai. Wahai
Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur salat. Setiap ia hendak berdiri
untuk salat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia
manundanya hingga ia melaksanakan salat di luar waktu, maka shalat itu
dipukulkannya kemukanya. Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia salat.
Namun aku bisikkan ke telinganya 'lihat kiri dan kananmu', ia pun menoleh. Pada saat itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta
aku katakan 'salatmu tidak sah'. Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak
menoleh dalam salatnya akan dipukul. Jika ia berhasil
mengalahkanku dan ia salat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia
mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam. Kamu tahu
bahwa melakukan itu batal salatnya dan wajahnya akan diubah menjadi wajah
keledai. Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap
dalam salat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaithan akan masuk
ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. Dan
ia pun semakin taat padaku. Kebahagiaan apa untukmu, sedangan aku emerintahkan orang miskin agar meninggalkan
salat. Aku katakan padanya, ‘kamu tidak wajib salat, salat hanya wajib untuk
orang yang berkecukupan dan sehat. Orang sakit dan miskin tidak.
Jika kehidupanmu telah berubah baru kau salat’. Ia pun mati dalam kekafiran.
Jika ia mati sambil meninggalkan salat maka Allah akan menemuinya dalam
kemurkaan. Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu. Wahai
Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan
seperenam mereka dari Islam?
Permohonan Iblis
Berapa yang kau pinta
dari Tuhanmu? Tanya Nabi, ‘10 macam.’ Apa saja? ‘Aku minta agar Allah
membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah
berfirman, Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. Dan janjikanlah mereka,
tidaklah janji setan kecuali tipuan.’ (QS. Al-Isra :64). Harta yang tidak
dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang
bercampur dengan riba. Aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama
Allah. Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang
berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah. Maka setan ikut
bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan. Aku
minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk
tujuan yang halal. Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.
Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku. Aku minta agar Allah
menjadikan syair sebagai Quranku. Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk
sebagai teman tidurku. Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia
jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.
Allah berfirman, ‘Orang - orang boros adalah saudara - saudara syaithan.’ (QS. Al-Isra : 27). Wahai Muhammad—lanjut iblis--
aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa
melihatku. Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam
aliran darah manusia. Allah menjawab, ‘Silahkan!’, aku bangga dengan hal itu
hingga hari kiamat. Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat. Iblis
menegaskan, ‘Wahai Muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku
hanya bisa membisikan dan menggoda.’ Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun. Sebagaimana
dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang
menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir
pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah
ditentukan sengsara. Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia
sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis
sengsara semenjak dalam kandungan ibunya. Rasulullah SAW lalu membaca ayat, ‘Mereka
akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT.’ (QS. Hud
:118 - 119), dan, ‘Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku.’ (QS Al-Ahzab:
38).
Iblis lalu berkata, Wahai
Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci
Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga,
dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk-mahluk celaka dan pemimpin
penduduk neraka. Aku si celaka yang terusir. Ini akhir yang ingin aku sampaikan
kepadamu. Dan aku tak berbohong.
Demikianlah
dialog antara Rasulullah dengan iblis.
Dengan mengetahui sepak terjang iblis,
akan memudahkan kita untuk menghindari mereka. Dalam peperangan, salah satu
perkara yang harus diketahui adalah mencari kelemahan musuh, makin tinggi
pengetahuan kita terhadap kekuatan dan kelemahan lawan, makin besar peluang untuk menang. Demikian
pula dengan iblis, dengan mengetahui kelemahan-kelemahan dan kesukaannya, maka
makin kita paham cara menghindar dari mereka.
Bagaimana
dengan Syiah? Demikian pula adanya, Syiah memiliki banyak perilaku yang
menyimpang sebagaimana iblis, salah satunya, melegalkan dan menghalalkan nikah
mut’ah yang mirip dengan nikah kontrak, tanpa ada saksi, wali nikah, dan mahar
seenaknya, yang penting kedua mempelai sama-sama suka dan sama-sama butuh,
seperti binatang, maka nikah pun jadi. Bahkan Mullah Fathullah Al-Kasani,
seorang ulama su’ Syiah, dalam kitab tafsirnya, “Minhajus Shadiqin, halaman 356”
dengan jelas menghalalkan nikah mut’ah bahkan orang yang melakukan mut’ah empat
kali derajnya akan sama tingginya dengan Nabi Muhammad. Bagi saya, ini adalah salah satu bentuk
keiblisan dalam Syiah dan tidak salah jika dikatakan, Syiah kekasih
iblis. Wallahu a’lam!
Ilham Kadir, B.A, S.Sos.I., M.A., Alumni
Perdana (96) Pesantren Darul Huffadz
Tuju-tuju, dan alumni terbaik Arabic and Islamic College of Al-Ihsaniah Penang
Malaysia.
Comments