Menyingkap Misi Tokoh Antaragama Sulsel
Kafilah Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulsel kembali melakukan kunjungan kerja ke luar
negeri dengan tujuan Eropa untuk menghadiri pertemuan dengan Paus Benediktus
pada 20 Juni 2012. Ini adalah kunjungan kerja yang ketiga. Setelah tahun lalu
ke India dan tahun sebelumnya ke China dan tahun depan akan melakukan kunjungan
serupa ke negara Yahudi, Israel. Kunjungan ketiga ini diikuti oleh para tokoh
lintas agama, seperti Bapak Uskup John Liku', Pastor paulus Tongli, Pastor
Marselinus Lolotandung dan Pendeta Paulus Patanduk dari tokoh Kristen, Bhikkhu
Dhammasubho dan Bhikkhu Siriratano dari Buddha, Bapak Nyoman Suartha dari tokoh
Hindu, KH Abdurrahman K, Prof. Hamka,
Prof. Hasyim Aidid, Dr. Arfah Shiddiq,dan banyak lagi dari perwakilan elemen
muslim. Total jumlah rombongan kali ini 39 orang. (tibunnews.com 17/6/2012).
Kendati hingga saat ini belum ada hasil atau laporan
resmi kafilah FKUB yang akan melakukan pertemuan pada 20 Juni ini dengan
pemimpin tertinggi umat Kristen Katolik di Vatikan, Paus Benediktus, namun
Ketua Muhammadiyah Sulawesi Selatan KH. Alwi Uddin sudah melontarkan pernyataan
atas ketidak nyamanannya dengan pemberitaan sejumlah media bahwa beberapa
sesepuh Muhammadiyah yang ikut berangkat dalam rombongan FKUB dengan membawa
bendera Muhammadiyah. “FKUB bukan Muhammadiyah, warga Muhammadiyah yang
bergabung di situ juga tidak pernah atas rekomendasi kami, tapi mereka
sendiri,” terang sang Ketua. Hal ini beliau klarifikasi terkait pernyataan
anggota FKUB yang mengatasnamakan Muhammadiyah untuk menemui Paus Benedktus di
Vatikan. (Tibun, 19/6/2012).
Ketua Muhammadiyah di atas sepertinya paham betul
sejarah pertemuan antara pemuka-pemuka agama, khususnya Islam dan Kristen yang
biasa disebut dialog antaragama. Untuk itu ada baiknya kita kembali mengulas
sejarah dan misi, serta hasil dialog antaragama yang selama ini sudah digagas
dan dilakukan berkali-kali.
Banyak proyek yang telah dan
sedang digarap atas nama ‘dialog antaragama’, namun sedikit mereka yang paham
latarbelakang dan tujuannya, apatah lagi asumsi-asumsi dan misi yang terselip
di dalam gerakan dialog antaragama.
Istilah ‘dialog antaragama’
adalah terjemahan dari interfaith atau interreligious dialogue yang
pertama kali dicetuskan oleh Gereja Katolik menyusul Konsili Vatikan II di mana
antara lain dibahas sikap Gereja terhadap agama-agama lain. Dalam sebuah
dokumen resmi yang berjudul Nostra Aetate (“Pada Zaman Kita”) dinyatakan
bahwasanya Gereja Katolik tidak mengingkari adanya kebenaran dan kesucian pada
agama-agama selain Kristen, dan menganggap agama-agama lain tersebut sebagai
pantulan cahaya kebenaran yang menerangi seluruh umat manusia, namun di lain
pihak tetap pada pendiriannya bahwa Kristus satu-satunya jalan [keselamatan],
satu-satunya kebenaran, dan satu-satunya kehidupan (Gospel Yohannes 14,6) yang hanya
dengannya manusia dapat hidup beragama secara utuh dan sempurna.
Di sini tersirat ambivalensi
gereja, di satu sisi mengesankan perubahan sikap dari eksklusif menjadi
inklusif, tetapi di sisi lain tetap meyakini bahwa keselamatan hanya bisa
diraih oleh para pemeluk Kristen. Seperti kata Cyprianus, “Salus extra
ecclesiam non est, tak ada keselamatan di luar gereja.”
Selanjutnya gereja mengimbau
kepada ‘anak-anaknya’ supaya mengadakan dialog dan kerja-sama dengan pemeluk
agama lain secara hati-hati dan penuh cinta kasih dengan tetap menyatakan
keyakinan dan kehidupannya sebagai seorang Kristen demi memelihara dan meningkatkan
kebaikan moral maupun spiritual yang terdapat pada agama-agama tersebut beserta
nilai-nilai masyarakat dan budayanya. Dari sini juga jelas bahwa dialog dan
kerjasama itu tidak boleh melunturkan apalagi menggugurkan keyakinan (akidah).
Untuk tujuan tersebut Paus
Paulus VI mendirikan Segretariato per i non-Cristiani pada 1964 yang
pada 1988 ditukar namanya menjadi The Pontifical Council for Interreligious
Dialogue (PCID). Sekretariat ini diberi tugas menyelenggarakan pelbagai
forum antaragama, membentuk dan –kalau sudah ada- mendukung individu maupun
organisasi atau lembaga yang mau bekerjasama dan aktif terlibat dalam kegiatan
mereka. Melalui Dewan Gereja se-Dunia (The World Council of Churches) telah
diadakan secara rutin dialog antaragama di berbagai belahan dunia. Sekretariat
tersebut juga menerbitkan sebuah buku panduan, khususnya untuk ‘berdialog’
dengan kaum Muslim.
Misi baru ini didukung oleh
sejumlah tokoh akademik kelas dunia. Sebutlah di antaranya Karl Rahner yang
membuat istilah anonymous Christian untuk orang-orang non-Kristen yang
tidak menyadari bahwa dirinya Kristen. Profesor Hans Küng dari Universitas
Tübingen yang mengetuai Foundation for a Global Ethic menekankan betapa
pentingnya dialog antaragama karena perdamaian dunia mustahil tercapai,
katanya, selagi konflik antar agama tidak diselesaikan. Sementara itu Profesor
John Hick dari Universitas Birmingham melontarkan gagasan Global Theology (satu
teologi bagi semua pemeluk agama sedunia) sebagai konsekuensi dari dialog antaragama
dan pluralisme agama.
Di Indonesia, gerakan dialog antaragama dimulai pada 1970-an. Pionirnya adalah A. Mukti Ali (Menteri Agama waktu itu) diiringi Ahmad Wahib, Nurcholish Madjid, Dawam Rahardjo dan Djohan Efendi. Kemudian pada 1990-an dialog antaragama digerakkan oleh beberapa tokoh Kristen semacam Th. Sumartana. Beberapa lembaga non-pemerintah lalu didirikan untuk menyebarluaskan gagasan inklusivisme dan pluralisme agama. Contohnya, Masyarakat Dialog Antar-agama (MADIA) yang dirintis oleh Budhy Munawar-Rachman, Bernardia Guhit, Trisno Sutanto, Retnowati, Kautsar Azhari Noer dan Komaruddin Hidayat. Adapula yang namanya DIAN –singkatan dari Institute for Interfaith Dialogue in Indonesia (Interfidei) Yogyakarta yang sering menggelar pertemuan antar jejaring kelompok agama seperti di Malino dan Banjarmasin. Kemudian muncul pula Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) yang diresmikan oleh Gus Dur (waktu itu masih Presiden RI) dan dimotori oleh orang-orang semacam Djohan Effendi, Siti Musdah Mulia, dan lain-lainnya.
Pada tahun 2000 berdirilah
Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) di mana salah satu mata
kuliahnya adalah Inter-Religious Dialogue dengan ko-instruktur J.B.
Banawiratma, Zainal Abidin Bagir dan Fatimah Husein. Pesan yang selalu
didengungkan adalah bagaimana merayakan perbedaan, mencari persamaan dan
titik-temu untuk membangun kehidupan bersama yang aman, damai dan harmonis.
Dalam praktiknya kemudian
para penganjur dan peserta dialog antargama bisa melakukan ‘sembahyang bersama’
(common prayer) dan bahkan nikah dengan orang dari agama lain,
sebagaimana kita saksikan dalam trilogi film dokumenter produksi CRCS berjudul ‘Uniting
the divided’ (Menyatukan yang terbelah), ‘Inter-religious marriage’ (Menikahi
agama), dan ‘I am a pious kid’ (Aku anak sholeh) yang diluncurkan pada
2007. Pembenaran atas praktik keliru ini disediakan oleh Nurcholish Madjid dkk
dalam buku Fikih Lintas Agama. Tipologi Hubungan Islam Kristen.
Apabila diteliti dengan
saksama, hubungan Islam dan Kristen pada tataran intelektual maupun
sosio-kultural serta ekonomi-politik terjadi dalam tiga pola. Pertama, pola
polemis-apologetik; kedua, pola konflik-konfrontatif; dan ketiga,
pola irenik-dialogis. Pola polemik (dari bahasa Yunani kuno ‘polemikos’,
artinya suka berlawan atau bermusuhan)–apologetik (juga dari bahasa Yunani kuno
‘apo’ dan ‘legô’, bicara menjauhi persoalan untuk membela diri) ditandai dengan
perang keyakinan, dimana masing-masing pihak berusaha menjatuhkan pihak lain.
Pola kedua berupa aksi militer dan pertempuran fisik. Adapun pola ketiga
menunjukkan toleransi penuh dan hidup rukun, damai, dan nyaman berdampingan (peaceful
coexistence) dengan umat agama lain sebagaimana dipraktikkan selama
berabad-abad sejak zaman Rasulullah di Madinah dan di Andalusia serta di
kawasan nusantara. (Syamsuddin Arif, 'Kuda Troy dari Vatikan, Menyingkap Misi Dialog Antargama, 'Makalah'). Wallahu A’lam!
Ilham Kadir, Mahasiswa Pascasarjana UMI Makassar dan Peneliti LPPI Indonesia
Timur
Comments
[url=http://www.brokersring.com/]Make Money Online[/url] - The Secret Reveled with Binary Option
Binary Options is the way to [url=http://www.brokersring.com/]make money[/url] securely online