Konsep dalam Tinjauan Epistemologis

Konsep
jelas mempunyai arti penting dalam proses manusia mengetahui. Tanpa adanya konsep
tidak mungkin ada pengenalan, pemahaman, dan penegasan putusan tentang apa yang
dialami manusia, tanpa itu semua pengetahuan juga sulit didapat.
Secara
umum dan sederhana konsep diartikan sebagai suatu representasi abstrak umum
tentang sesuatu, dan sangat bersifat mental. Representasi sesuatu itu terjadi
dalam pikiran. Kosep juga merupakan suatu medium yang menghubungkan subjek
penahu dan objek yang diketahui, pikiran dan kenyataan. Melalui dan di dalam
konsep kita mengenal, memahami, dan menyebut objek yang kita ketahui, karena
kita memahami sesuati dalam konsep maka konsep punya peran intensional epismik
dalam proses pengenalan. Konsep dapat dimengerti dari sisi subjek maupun objek.
Dari sisi subjek, kegiatan merumuskan atau menggolong-golongkan. Dari objek:
konsep adalah isi kegiatan tersebut, artinya, apa makna konsep itu. Konsep ditinjau
dari keumumannya, adalah bersifat universal. Konsep bisa bersifat langsung,
bisa juga tidak.
Konsep
‘universal langsung’ adalah konsep yang bisa diprediksikan secadra univok
(persis sama) dan secara distributive (satu persatu) pada banyak
individu. Contohnya adalah konsep ‘manusia’. Konsep ini bisa dipakai persis
sama untuk menyebut Baco, Ahmad ataupun Becce. Konsep tidak langsung adalah
konsep ‘universal reflex’. Suatu konsep yang menyebut suatu kelas atau golongan
dan tak dapat diprediksikan pada individu-individu. Contohnya adalah konsep “Kemanusiaan”
merujuk secara eksplisit pada eksistensi atau lingkup penerapan, yakni konsep
universal langsung ‘manusia” dapat diprediksikan banyak individu.
Selain
itu, dan tak kalah pentingnya, dalam memahami konsep perlu dibedakan antara pengertian
atau makna konsep dan eksistensi lingkup penerapana konsep. Misalnya pengertian.
‘binatang rasional’ termasuk dalam lingkup pengertian konsep ‘manusia’. Sedangkan
lingkup penerapan konsep adalah kumpulan individu yang dapat diprediksikan
dengan konsep tersebut atau merupakan contoh perwujudan kongkretnya, misalnya
konsep universal reflex ‘kemanusiaan’ merujuk secara eksplisit pada eksistensi
penerapan, yakni konesp universal langsung ‘manusia’ dapat diprediksikan pada
banyak individu. Dari sini menjadi jelas bahwa konsep universal langsung, hanya
memaksudkan pengertian dan mengabstraksikan eksistensinya. Sedangkan konsep
universal reflex tidak dapat diprediksikan karena secara eksplisit memaksudkan
eksistensinya dan dengan demikian memberi nama pada keseluruhan kelas dari hal
yang dibicarakan. (disadur oleh Ilham Kadir, dari karya, J. Sudarminta, Epistemologi dasar
pengantar filsafat pengetahuan. Cet. IX; Yogyakarta: Knisius, 2002., h.
87-88).
Comments